Yes, I can do it!
Ini Kisah singkat Adeline dalam perjalanan Adeline untuk menemukan kepercayaan diri dan tujuan hidupnya.
.... Start ....
Adeline terbangun dari tidur nyenyak nya semalam. Beranjak dari kasur, remaja berusia 16 tahun ini berdiam diri didepan cermin, memperhatikan wajahnya sendiri.
Wajahku masih sama, Batin Adeline.
Ia menyentuh mata nya yang ada di pantulan cermin, kantung matanya yang lumayan hitam membuat nya merasa buruk.
Setelah cukup lama berada didepan cermin, Adeline pergi menuju ke kamar mandi dengan langkah lesu.
Beberapa menit berlalu, Adeline selesai dengan mandinya. Ia menggenakan kaos putih berlengan panjang dengan celana hitam dibawah lutut.
Adeline menyalakan handphone nya, Jam 08.14 tertera dilayar handphone nya. Pagi ini dia berencana untuk pergi ke taman kota sendirian. Dia mengambil tas selempangnya dan memasukkan handphone nya kedalamnya. Adeline keluar dari kamar dan turun menuju dapur untuk menemui ibunya.
Di Dapur ibu Adeline sedang memotong sayuran sendirian, "Pagi bu" sapa Adeline kepada ibu nya.
"Pagi Adel, loh kamu mau kemana? Pagi pagi kok sudah rapi begini?" Ibu Adeline heran kenapa anaknya sudah bersiap pagi pagi begini, apalagi dihari Minggu.
"Aku mau pergi keluar main bu" jawab Adeline sambil mengambil gelas di rak untuk minum. "Jangan lama lama ya nak, jam makan siang pulang yah" Pesan ibu Adeline.
"Iya bu" ucap Adeline, "aku ambil roti nya satu ya"
"Ambil aja, ibu belum selesai masak tapi kamu udah mau pergi" balas Ibu Adeline.
"Hehe, nanti siang ya. Aku pergi ya bu, bilangin ayah aku keluar" pamit Adeline meninggalkan dapur.
"Hati-hati ya Adel."
.....................................
Angin sejuk yang berhembus disekitar taman kota pagi ini terasa nyaman, membuat suasana sekitar menjadi damai. Adeline berjalan di trotoar jalan melihat aktivitas aktivitas orang orang yang berlalu lalang.
Adeline duduk disalah satu bangku disekitar taman, bunga bunga sekitar taman menjadi pemandangan menarik baginya, bau harum bunga bunga tersebut membuat Adeline merasa semakin nyaman.
Di salah satu sudut taman terdapat penjual permen kapas berwarna-warni, Adeline ingin membeli permen kapas itu tapi perdebatan antara hati dan pikirannya terjadi lagi.
"Ngapain beli kaya gitu, kaya anak kecil aja mending beli makanan yang lain" Sang pikiran memulai.
"Gapapa beli aja Adel, permen itu bebas untuk semuanya kok" bantah sang Hati.
"Aneh." Sahut pikiran nya.
"Ah aku jadi bingung..." Ucap Adeline lirih, dia kembali melihat kearah gerobak penjual permen kapas tadi, disana ada seorang anak kecil yang sedang menangis, merengek meminta dibelikan permen kapas tersebut kepada ibunya.
Adeline tersenyum melihat itu, dia berdiri dan berjalan kearah anak kecil tersebut.
"Hai adik kecil, kamu kenapa?" Tanya Adeline kepada anak perempuan tersebut.
"Huuaaaa, mawu itu" anak itu menunjuk nunjuk penjual permen kapas.
"Aduh adek, uang ibu kurang, lagipula ini masih pagi nanti kalo adek sakit perut gimana?" Jelas sang Ibu mencoba membuat anaknya mengerti.
Adeline menghampiri penjual permen kapas tersebut dan membeli satu permen kapas sedang berbentuk bebek.
"Ini, buat adek, tapi makanya tunggu siang ya" ucap Adeline pada anak kecil tadi.
Wajah anak kecil itu langsung berubah jadi ceria, dia tersenyum manis kepada Adeline.
"Maaf ya nak, jadi merepotkan, tapi anakku ini ga boleh terlalu banyak memakan makanan manis." Balas ibu nya anak tersebut, nadanya menjadi sedikit ketus.
"Ayo pergi, sayang" seru si Ibu, dia menggandeng tangan anaknya dan pergi menjauh dari Adeline begitu saja.
Adeline terdiam memperhatikan punggung si ibu dan anaknya yang pergi menjauh.
"Aku terlalu sok akrab ya..." Gumam Adeline memikirkan kembali tindakannya tadi.
"Harusnya tadi kita gausah samperin dia" ucap pikiran Adeline.
"Yah gapapa, kita kan gatau ibu nya ga ngebolehin." balas hati Adeline
"Huh, menyebalkan, dibaikin malah gitu" gerutu pikiran Adeline.
Adeline menghela napas dan mencoba tidak memikirkan kejadian tadi lagi.
Kini Adeline merasa lapar, untungnya tepat di seberang taman ada seorang penjual bubur ayam, Adeline memutuskan untuk membeli seporsi.
Setelah memesan, Adeline duduk disalah satu kursi, sambil menunggu buburnya jadi dia memainkan handphone yang ada di tasnya.
Tiba-tiba ada seseorang yang duduk disebelah Adeline, awalnya Adeline tidak sadar sampai seseorang tersebut menyapa duluan.
"Hai Adel" sapa orang disebelah Adeline
Adeline yang merasa nama nya dipanggil segera mengalihkan fokusnya dari handphone nya.
"Belle?"
Adeline terkejut melihatnya, karena ia tahu betul siapa gadis itu. Gadis yang pernah menjadi teman baik nya disekolah nya dulu sebelum menjadi asing.
Tapi kini mereka dipertemukan kembali.
"Apa kabar?" Tanya Belle dengan senyum lembut nya.
"e-eh baik, aku baik" jawab Adeline dengan canggung.
"Senang bertemu kembali denganmu" ucap Belle dengan tatapan haru, karena setelah sekian lama akhirnya bisa bertemu Adeline kembali.
Adeline bingung bagaimana harus menanggapi situasi ini, Sampai akhirnya bubur pesanan mereka tiba.
"Permisi, ini bubur ayam nya"
Tukang bubur tersebut menaruh dua mangkok bubur ayam.
"Terimakasih" ucap Adeline
Setelah tukang bubur tersebut pergi dari meja mereka, suasana diantara Adeline dan Belle menjadi hening.
"Kamu... Apa kabar?" Akhirnya Adeline berani untuk bertanya balik.
"Em yah gini, baik baik aja kok" sahut Belle sambil mengaduk buburnya.
Adeline fokus memperhatikan Belle, rambutnya yang lurus berwarna coklat sangat indah, serta mata hitamnya yang berkilau sungguh cantik.
"Dia masih sama cantik nya dengan dia yang dulu, bahkan menjadi lebih cantik. Aku jadi malu bertemu dengannya dengan penampilan burukku ini" ucap Adeline dalam hatinya, sesaat tersirat kembali rasa iri dihatinya.
Adeline langsung cepat cepat menggeleng, membuang rasa iri nya.
"Adel, kok ga dimakan? Kamu gapapa kan?" Belle bertanya dengan sedikit nada khawatir.
"Hah, Ah.. Eh gapapa," Pertanyaan Belle membuat Adeline tersadar dari lamunannya.
Belle hanya mengangguk lega, dan akhirnya mereka fokus pada makanannya masing-masing. Tidak ada pembicaraan sampai keduanya selesai makan.
..................................
Jam kini menunjukkan pukul 09.50, suasana disekitar taman kota mulai panas.
Adeline baru selesai dengan makanannya, sedangkan Belle sudah beberapa menit lebih awal selesai.
"Aku duluan yah" Adeline berdiri dan berpamitan pergi pada Belle.
"Loh mau kemana? Aku daritadi nunggu kamu selesai, masa langsung ditinggal" Belle mencekal tangan Adeline, menahannya pergi.
"Kenapa nungguin aku?" Tanya Adeline heran.
Belle tersenyum, "kamu ga kangen aku? Gamau keliling sama aku dulu?"
Adeline menatap lekat kearah Belle, suaranya tertahan sejenak memikirkan jawaban nya.
"Gimana ini? gimana ini? gimana ini?" Tanya pikiran Adeline berulang-ulang
"Aaaaaaa, gatau gatau gatau" ucap Hati Adeline tak karuan.
Adeline menarik nafas dalam lalu menjawab, "aku... Mau"
"Yash, oke ayoo" senyum lebar tersungging di bibir Belle. Dia berjalan kearah penjual bubur tadi dan membayar bubur pesanannya berserta punya Adeline.
Belle menarik tangan Adeline berjalan menjauh dari tempat itu. Adeline hanya diam mengikuti kemana Belle pergi.
"Nah, tempat pertama kita adalah... butik nyonya Carlin!" Seru Belle dengan semangat.
"HAH? Apa-- tempat itukan sangat mahal!" Adeline mendelik mendengar tempat yang disebutkan Belle barusan.
Belle mengibas-ngibaskan tangannya, "tidak apa, hanya sekali-sekali" ucap Belle.
Adeline hanya menghela nafas dan mengangguk, "baik... ayo "
.....................................
Tibalah mereka didepan butik megah tersebut, beruntung nya tempat ini tidak begitu jauh dari tempat awal mereka. Hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit dengan menggunakan bus.
"Adel, ini tempat apa Adel" pikiran Adeline mulai panik dan gelisah.
"Ga perlu panik, ga ada yang bahaya didalam kok" Belle yang mengerti bahwa teman nya mulai gemetar panik langsung menenangkannya.
Adeline mengatur detak jantung nya, dan mengangguk paham.
"Oke ayo kita masuk," Belle membuka pintu kaca butik tersebut.
Adeline berkata pada dirinya sendiri saat memasuki butik tersebut, "Okay, you can do it, Adeline"
Hawa dingin dari AC didalamnya langsung menyambut mereka. Penampakan berbagai jenis pakaian terpampang didepan mereka.
Belle langsung berlari kearah gantungan gantungan baju tersebut, berbagai warna dan corak tersedia disana.
"Adel adel sini! Lihat ini" Belle memperlihatkan atasan berwarna hijau muda tanpa lengan, "bukankah ini cocok untukmu?"
"Tidak tidak, aku sangat sangat tidak cocok dengan ini" Adeline cepat cepat menggeleng, karena nyatanya ia kurang suka model yang seperti itu
"Ah baiklah, kita minta rekomendasi dari Nyonya Carlin aja!" Seru Belle
"Tidak mungkin bisa, Nyonya Carlin pasti sedang sibuk sekali" sahut Adeline
"Tenang saja, Nyonya Carlin selalu punya waktu untuk keponakan kesayangannya" Ujar Belle sambil menunjuk dirinya.
"Hah? Kamu bercanda?" Alis Adeline berkerut tidak percaya.
"Sudahlah, ayo" lagi lagi Belle menarik tangan Adeline untuk mengikutinya.
..................................
"Jadi kamu minta tante pilihin baju untuk kalian berdua?" Tanya Nyonya Carlin kepada Belle, mereka ada didepan ruang kerja Nyonya Carlin sekarang.
"Ya! Betul sekali, tolong satu pakaian casual, dan satu lagi em... Semacam dress!" Pinta Belle kepada Nyonya Carlin.
Nyonya Carlin hanya tersenyum dan mengangguk mendengar permintaan keponakannya, dia beralih menatap Adeline yang berdiri dibelakang Belle.
"Itu temanmu?" Tanya Nyonya Carlin sambil menunjuk Adeline. Adeline tersenyum canggung karena dirinya ditunjuk.
"Iya, jadi tolong diskonnya! Hehe" Balas Belle dengan setengah tertawa.
"Hanya 1% loh, sini ikuti tante" ucap Nyonya Carlin menyuruh Adeline dan Belle mengikutinya kearah deretan baju baju yang bisa dibilang cukup mewah.
"Siapa namamu nak?" Nyonya Carlin bertanya kepada Adeline sambil memilah milih baju.
"Aku Adeline Tante ..., eh itu maksudnya Nyonya" Jawab Adeline dengan gugup.
"Haha, gapapa kalau mau panggil saya Tante" Nyonya Carlin berucap dengan ramah.
"Nah ini, pakaian pertama untuk Adeline yang cantik, Satu setel kemeja putih beserta blazer coklat yang terbuat dari kain terbaik, juga celana panjang yang senada dengan warna kemejanya." Jelas Nyonya Carlin sambil menunjukkan bagian bagian dari barang yang ia sebutkan.
"Ini cocok untukmu yang kalem," Nyonya Carlin menyodorkan pakaian itu kepada Adeline, "cobalah"
Adeline mengangguk dan berjalan kearah ruang ganti membawa pakaian tadi.
-----
Adeline mengamati harga pakaian pakaian yang hendak ia coba. Adeline melotot melihat harga yang tertera.
Gila, ini baru kemeja nya doang aja udah 370 ribu, batin Adeline menjerit.
Karena merasa masih mampu untuk membelinya, Adeline memutuskan untuk mencobanya, "yash, mari kita coba"
Selang beberapa menit, Adeline keluar dari ruang ganti dan kembali ketempat Belle dan Nyonya Carlin.
"Tante... Bagaimana?" Tanya Adeline dengan malu malu.
"Wow, cocok" Nyonya Carlin mengacungkan jempol kepada Adeline, Adeline membalas dengan senyumnya.
"Kamu suka itu?" Tanya Nyonya Carlin memastikan.
Adeline mengangguk mantap.
"Oke baik, kita kebagian dress tunggu Belle ya, silahkan kalau mau berkaca dulu" Ucap nyonya Carlin, "saya mau kesana sebentar ya" lanjutnya.
Adeline berdiri didepan Cermin besar yang hampir bisa menampilkan seluruh tubuhnya. Tingginya yang baru mencapai 166 cm dengan rambut sebahu, terlihat semakin menawan dengan setelan tersebut.
Ia kagum pada dirinya sendiri, biasanya dia tidak akan percaya diri menggunakan semua ini, tapi kini dirinya berani memakainya. Adeline tersenyum lebar menampilkan deretan giginya sambil menatap kearah cermin.
"Gimana? Baguskan?" Suara Belle yang datang tiba-tiba mengagetkan Adeline.
Belle kini menggunakan kemeja berkerah dengan pita merah serta rok berwarna biru diatas lutut.
Adeline takjub dengan penampilan temannya yang tambah menakjubkan.
"Keren dan cantik!" Seru Adeline, matanya berbinar-binar.
"Hehe, terima kasih" Belle terkekeh melihat reaksi Adeline.
Nyonya Carlin kembali kepada mereka dan mengajak mereka untuk melihat baju berikutnya.
....................................
Setelah hampir 2 jam mereka berada di butik Nyonya Carlin, akhirnya mereka mendapatkan dua pasang baju yang sesuai dengan mereka. Belle dan Adeline sekarang sedang mengobrol santai di cafe depan butik nyonya Carlin.
Jam kini sudah menunjukkan pukul 12.30, Handphone Adeline berdering menandakan ada telepon masuk. Nama kontak "Ibu" terpampang dilayar, Adeline buru buru mengangkatnya.
"Halo bu" sapa Adeline sopan.
"Kamu belum pulang nak? Katanya jam makan siang kamu sudah pulang? Ini sudah lewat jam 12 loh" Suara diseberang telepon langsung menyerang indera pendengaran Adeline.
"Maaf maaf Bu, tadi aku bertemu teman lama ku dan kita keliling-keliling bareng dulu" ucap Adeline.
"Pulang sekarang ya." Walau suara ibu Adeline terdengar biasa aja, tapi jelas terdapat nada perintah didalamnya.
"Baik bu..." Adeline hanya bisa mengiyakan pasrah suruhan ibunya.
"Belle, aku harus pulang sekarang, Aku pulang duluan yah" Pamit Adeline kepada Belle yang sedang sibuk memotret minumannya.
"Hah, sekarang? Yahhh cepet banget" ekspresi sedih tergambar diwajah Belle ketika mendengar Adeline harus segera pulang.
"Nah nah, berikan nomormu, besok kita jumpa lagi ya!"
Adeline dengan cepat menuliskan nomornya di handphone Belle, dan segera pergi menuju halte bus terdekat.
....................................
Sejak kepulangan Adeline tadi siang, Ia dimarahi oleh ibunya karena membawa pakaian dengan harga total hampir mencapai 1,5 juta rupiah.
Kini uangnya jajannya dipotong 50%, Adeline tidak menyesali baju baju yang ia beli bersama Belle karena ia menyukai baju baju tersebut.
Adeline sempat merasa bersalah kepada Belle karena telah menaruh rasa iri dihatinya sejak pertemanan mereka dulu.
Perlahan, serpihan demi serpihan kejadian masa lalu memasuki ingatan Adeline.
3 tahun lalu adalah masa masa tahun pertama Adeline disekolah menengah pertama. Kepribadian Adeline yang sejak dulu cenderung pendiam membuatnya susah mendapatkan teman.
Lingkungan sekolah nya yang selalu ramai sedangkan keadaan nya yang tidak punya teman membuatnya terkadang merasa kesepian. Hingga akhirnya perlahan-lahan rasa kepercayaan dirinya hilang, ia menganggap dirinya bagaikan seonggok kerikil ditengah tengah para batu emas.
Bahkan untuk sekedar menunjukkan hobinya yang sering menulis saja ia takut, takut akan pendapat orang yang mungkin akan membuat mental nya jatuh. Pandangan orang-orang untuknya sangat Adeline perhatikan, ia tidak mau menjadi bahan cemoohan orang-orang disekitarnya.
Hingga suatu hari ada satu anak baru yang datang dikelasnya, dia Belle. Seorang anak yang perlahan menarik Adeline dari rasa kesepian. Gadis cantik dengan pesonanya yang dapat membuat semua orang menyukainya.
Kian hari Adeline semakin dekat dengan Belle, semakin Adeline tahu bakat bakat yang dimiliki Belle, seperti dia bisa melukis dan bernyanyi. Awalnya Adeline senang dan bangga melihat teman dekatnya bisa memenangkan berbagai lomba dan mendapatkan pujian dari segala arah.
Tapi semakin Adeline menyadari apa yang ada hatinya ia menjadi takut, karena yang ada dihatinya sekarang adalah perasaan Iri. Ya, Iri hati. Siapa orang yang tidak pernah merasakan iri hati? Takut perasaan Iri nya ini semakin membesar dan berubah menjadi Iri dengki, Adeline memutuskan untuk pergi menjauh dari sumber iri tersebut, yaitu Belle.
Sejak naik ketingkat kelas 2, Adeline akhirnya pergi ke sekolah lain, meninggalkan hubungan pertemanan nya dengan Belle begitu saja.
Adeline tersenyum kecut mengingat perilakunya dahulu, perilaku dan sifatnya yang menurutnya sungguh egois.
Adeline menggambil handphonenya, dan mencari kontak bertuliskan nama Belle, dan menuliskan sebuah chat singkat.
Belle, Maaf dan terima kasih untuk hari ini!
Sekarang sudah jam 23.21, Adeline menganggap bahwa Belle sudah tertidur jam segini.
Adeline merebahkan dirinya dikasur, ia bertekad akan menjalani hari hari nya kedepannya tanpa ada rasa Iri lagi, dan dia akan lebih menerima dirinya apa adanya dengan bakat bakat yang dimilikinya. Ia percaya bahwa setiap masing-masing orang pasti memiliki kelebihan dan kekurangan nya masing-masing.
Biarpun ia tidak mahir dalam satu bidang tertentu, ia yakin ia punya keunggulan dirinya dibidang yang lain.
Jadi, Adeline akan mulai menumbuhkan kepercayaan dirinya kembali dengan hati yang lapang.
"Yes, I can do it!"
End.
-----------------------------------------------------
Nama: Rinangku Aristrianty
Kelas: 8.9/8.i
Pelajaran informatika: membuat Novel
Komentar
Posting Komentar